Anak Jaman NOW, Apakah Seperti Ini? SALAH SIAPAKAH INI!

Sebuah pengalaman yang mungkin tidak semua mengalaminya atau bahkan sekarang sudah banyak yang mengalami?

Ini mungkin Edisi tulisan curhat, tapi menurutku ini layak untuk aku tulis, semoga bisa menjadi sebuah gambaran kita bersama atau setidaknya saya sendiri jadi tau bagaimana cara menyikapi kejadian ini.

Kalian sepakat nggak gaes jika Kemajuan Teknologi semakin memudahkan kita dalam melakukan aktivitas, seperti halnya adanya SmarthPhone atau Handphone Pintar.

Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan tentu saja dari yang namanya Handphone Pintar, entah itu Android, iPhone atau yang lainnya.

Mulai dari kelas Ratusan Ribu, Jutaan Rupiah bahkan sampai Puluhan Juta rupiah ada. kita bebas memilih mau membeli Smarthphone yang mana. Semua memiliki fungsi andalan yang sama yaitu, Telepon, SMS, Browsing dll.

Canggihnya HP ini didukung dengan media sosial yang makin marak, ada platform Facebook, Twitter, Instagram sampai mulai populernya TikTok, SnackVideo dll. dimana media sosial ini bahkan kadang bisa mengalahkan situs berita dalam membagikan informasi kepada para pengguna internet.

Saking cepatnya informasi yang kita dapatkan sehingga tidak aneh jika setiap minggu ada kabar-kabar VIRAL yang kadang berguna untuk aku, kadang tidak berguna aku bahkan kadang juga nggak penting tapi justru terus di tayangkan, mirisnya justru sampai diangkat di televisi.

Itu salah satu efek positifnya dimana kita bisa mengakses informasi dengan cepat.

Tapi gini aku mau cerita sedikit ada pengalaman cukup geram yang aku alami.

Jadi waktu itu aku beli di sebuah warung di perum komplek. 

"Beli... Beli...Beli...." sampai ku ulangi tiga kali, sepertinya yang jualan lagi Sibuk dengan HPnya.

"Nyuwun Sewu, Ajeng Tumbas Mas." ku liat bocah seusia SMP kelas 1 itu masih sibuk dengan HPnya dan tidak mempedulikan aku.

Meski aku sudah memanggilnya dengan nama "MAS" tetap saja dia tak bergeming, dan masih asik dengan HPnya.

Ku Tunggu sampai kira-kira sekitar 10 menit, aku didepan warung dan dia masih fokus, kedua matanya masih tertuju pada HPnya.

Setelah ku tunggu-tunggu, Sampai pada titik aku sedikit mengeluarkan nada tinggi "Hallooo, MAS. INI SAYA MAU BELI MIE INSTAN."

Miris bocah itu hanya memalingkan wajahnya 2 detik lamanya ke arahku, kemudian balik lagi kedua matanya ke Layar HP.

Hal itu sampai tiga kali ku ulangi dan masih seperti itu.

Sampai aku kembali lagi mengeluarkan suara tinggi, dan terakhir mungkin lebih tinggi nadanya dibanding sebelumnya, sambil ku bentak bocah itu.

"HEH, MAS, INI SAYA MAU BELI MIE INSTAN, INI WARUNG JUALAN ATAU TIDAK?"

Bocah itu justru ngamuk, dia melihat ke arahku kurang lebih 3 detik sambil menghela nafas "Huuuuhhhhh" dan memanggil ibunya "BUK, IKI ONO SING TUKU" sambil matanya kembali lagi ke layar HP.

Sampai ibunya keluar pun kedua mata bocah itu masih fokus ke layar HP, bahkan saat ibunya menasehatinya "DARI TADI MAIN HP TERUS, ADA YANG BELI KOK DI DIEMIN WAE."

Aku kaget sekali ketika mendengar jawaban Bocah itu ketika dinasehati ibunya sendiri. "INI NGGAK BISA DI PAUSE OG".

GIMANA, SIAPA YANG PERLU DISALAHKAN DAN SIAPA YANG PERLU MERASA BERSALAH?

Aku sempat berpikir, dulu waktu aku kecil jangankan di nasihati orang tua, di panggil kakak kelas atau orang yang lebih tua saja tidak berani membantah. 

Lewat di depan orang yang lebih tua menundukkan kepala dan mengucap salam.

Aku merasa hal ini sudah terkikis di jaman sekarang. TERUS Siapa yang SALAM?

Apakah pola didik orang tua yang salah?, atau anaknya yang salah!.

Wesss aku nggak ngerti, tapi mungkin menurutku ada baiknya sekarang ini kita harus mulai belajar lagi mengenai ADAB, jadi ke inget pernah baca buku yang mana di dalamnya ada kalimat seperti ini "ADAB LEBIH TINGGI DARIPADA ILMU".

Mungkin memang banyak sekarang orang-orang berilmu tapi belum tentu beradab?.