RANGKUMAN CERITA PERCAKAPAN SEORANG INDIGO DENGAN MAHKLUK TAK KASAT MATA

Waktu subuh merupakan rentang waktu terindah, yang sarat dengan ketenangan, jauh dari hiruk pikuk. Hati dan pikiran pun masih jernih. Pada waktu itulah Penulis banyak menuliskan “Kisah Percakapan Penulis Dengan Maya”.

Sebagian besar pikiran dan renungan ini saya tulis pada waktu dini hari, dan tentunya pikiran-pikiran ini tidak tersusun secara sistematis, akan tetapi secara acak dan menyangkut berbagai tema, seperti cinta, persahabatan dan lain-lain.

Maya yang Penulis sering ceritakan dalam buku ini, merupakan Ilusi atau Halusinasi Penulis ketika dalam perenungan, saya merasakan benar-benar seperti diajak ngobrol oleh Maya, yang saya tau bahwa itu mungkin sebenarnya adalah kata hati saya sendiri yang sedang memikirkan sesuatu hal.

Buku ini juga merupakan wujud dari kreativitas Penulis yang tidak mau terhalang oleh kondisi.

~APAPUN YANG TERJADI~

Menurut "Maya" Sedih, Galau dan Sengsara itu tidaklah ada.

Awalnya aku merasa lohh mana mungkin manusia tidak pernah merasakan hal itu.

Tentunya manusia hebat juga pernah merasakan yang namanya Galau, Sedih dan Sengsara.

Bagaimana bisa "Maya" bilang itu tidak ada...!!!.

Aku : May, benarkah Galau, Sedih dan Sengsara itu tidak ada?

Maya : Bagi diriku hal itu tidaklah ada, mungkin ada tapi aku selalu menghilangkannya dari pikiranku.

Aku : Apakah kamu tidak pernah merasa Sedih, Galau dan Sengsara?

Maya : Pernah... Tapi itu dulu, Waktu aku belum mengenal BAHAGIA.

Aku : Berarti Ketiga hal itu ada kan?

Maya : Iya Ada bagiku waktu dulu, tapi sekarang TIDAK. Ketika aku sudah mengenal Bahagia aku sudah tidak mau lagi membiarkan hatiku merasakan Sedih, Galau dan Sengsara.

'Ketika ketiga hal itu mulai menyerang, aku fokuskan diriku dan tidak ku ijinkan Sedikit pun ketiga hal itu merasuk dalam hati dan pikiranku, maka dari itu sekarang aku YAKIN jika hal itu tidaklah ada'.

Aku : .......!!!!!

# Percakapanku Dengan Maya, 26 September 2021 Pukul 02.14 WIB.